PATIK dan GONDANG BATAK

10 Patik dan 11 Jenis Gondang

Berbeda Desa dan Bius atau marga saling berbeda cara pelaksanaan di setiap acara pesta adat, namun dapat saling memahami satu dengan yang lainnya. Tentang masalah Pelaksanaan “Jambar Na Margoar” dan masalah waktu serta penghargaan peranan Hula-hula dalam setiap acara adat yang saling berbeda satu sama lain. Agar Budaya Batak kembali ke semula dan tidak terbawa arus modernisasi, sehingga tetap dapat dipelihara dan dipertahankan seperti yang dilakukan oleh nenek moyang dahulu. Dengan harapan kesempurnaan nilai budaya sebagai momentum menggali dan meningkatkan Nilai Budaya Batak.

Jika dalam umat Kristiani ada Patik, dalam budaya Batak juga punya Patik (Titah) salah satu perintah tetap saling memelihara kesatuan antar sesama, berperilaku jujur, adil, berprikemanusiaan, serta saling menghargai pendapat orang lain dan prinsip bahu membahu sembari menguraikan 10 Patik, yakni :

  1. Sukkun Mula Hata Sise Mula Uhum
  2. Jonjong Adat Na So jadi Sitabaon, Peak Na so Jadi Si Hosingon
  3. Boni Na so Jadi Si Dudaon
  4. Parinaan Ni Manuk Na so Jadi Si Seaton
  5. Tuk Pe Binoto Goar Ni Bao, Tung So Jadi Goaron
  6. Elek Marboru, Somba Marhula-hula, Ikkon Manat Mardongan Tubu
  7. Jempek Abor Na so Boi Si langkaon, Na Ni Handang Dang Rakrason, Napinarik Na so Jadi Si tolbahon
  8. Dada Simanuk-Manuk si bontar Andora, Dang Sitodo Turpuk Si Ahut Lomo Ni Roha
  9. Pantun Hangoluan Tois Hamagoan, Na Hinilang Mambur Jala Tongka Pajoloon Gogo Papudihon Uhum
  10. Rahasia Na so Jadi Paboahon Tu Ina-ina.

Disisi lain, selain masalah upacara adat perkawinan dan adat kematian juga mengenai musik gondang Batak dalam upacara adat. Sebelum agama Kristen masuk ke wilayah Tanah Batak, suku Batak telah memilki aliran kepercayaan terhadap Mulajadi Na Bolon yang menurut pengertian orang Batak adalah Pencipta Alam Semesta serta segala isinya.

Pada umumnya Suku Batak mengenal Mulajadi Na Bolon (Allah) melalui 3 Kekuatan yang besar yakni : Batara Guru, Manggala Bulan dan Debata Sori. Pengertiannya, Batara Guru adalah Sumber Kekuatan, Manggala Bulan sebagai Sumber rejeki atau berkat dan Debata Sori sebagai Sumber kesucian.

Bentuk dan cara penyampaian kepada Mulajadi Na Bolon dilaksanakan dalam bentuk nyanyian yang bersifat imajinasi dan tafsiran, bentuk uning-uningan yang bersifat ritual dan sakral, serta bentuk Doa-doa yang disebut Tonggo-tonggo. Dalam bentuk nyanyian yang bersifat imajinasi dan tafsiran yang sering didengar pada acara yang diikuti sajian/sesajen yang diiringi andung (surikang).

Bentuk uning-uningan yang sering didengar juga “Sipitu Gondang” sebagai penyampaian bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Mulajadi Na Bolon) melakukan hening cipta. Pada zamannya “Sipitu Gondang” diartikan sebagai salah satu acara penghormatan kepada Mulajadi Na Bolon yang maknanya Nilai Relegius dengan 11 jenis Gondang yakni ;

  1. Gondang Lae-lae/Elek-elek yang diartikan : Permohonan izin tanda dimulainya acara penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
  2. Gondang Sahala Raja yang diartikan : Suatu pengakuan kepada Allah yang menciptakan Alam Semesta serta isinya.
  3. Gondang Batara Guru yang diartikan : Pengakuan kepada Allah yang mempunyai kekuatan besar dan penentu segala sesuatu di alam semesta.
  4. Gondang Debata Sori yang diartikan : Pengakuan akan keikhlasan dan kejujuran yang terkandung dalam Mulajadi Na Bolon sendiri.
  5. Gondang Manggala Bulan yang diartikan : Pengakuan bahwa setiap rejeki bersumber dari Mulajadi Na Bolon.
  6. Gondang Mulajadi Na Bolon yang diartikan : Pengakuan bahwa Mulajadi Na Bolon adalah Maha segala-galanya yang mengatur semua ciptaanNya
  7. Gondang Habonaran yang diartikan : Pengakuan bentuk kesucian dan kejujuran yang ditujukan kepada masyarakat.
  8. Gondang Marnini yang diartikan : Gondang yang bentuk permintaan kepada Mulajadi Na Bolon agar diberikan umur panjang dan banyak rejeki.
  9. Gondang Sibane-bane yang diartikan : Sebagai Lambang keselamatan
  10. Gondang Sitio-tio yang diartikan : Sebagai Tio anak tubu dan Tio anak boru tubu.
  11. Gondang Hasahatan yang diartikan : Sebagai Sahat tu Panggabean tu Parhorasan sebagai tanda usainya pesta adat yang diakhiri dengan Mauliate/terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca juga artikel tentang