Anda Kenal Tahul-tahul alias Kantong Semar?

Tahul-tahul alias kantong semar dengan bahasa latinnya Nepenthes spp; sering kita temukan pada perjalanan ke Batuharang di desa Lumban ina-ina Kecamatan Pagaran, ditepi atau dipinggir jalan menuju batuharang ataupun ladang lainnya dan juga di daerah lainnya pasti pernah menemukan atau melihatnya. Di daerah Humbahas tumbuhan ini juga banyak ditemukan, mis.: Silaban rura, Pakkat Sitio-Tio, Sosor Gonting, Bakara, dan Dolok Sanggul.

Pada masa kecil dulu tumbuhan ini tidak memiliki manfaat apa-apa cuma sekedar bisa dibuat mainan pelipur lara pada saat capek diperjalan. Apabila kita ingin membasmi semut, lalat, dan kecoak di rumah? Pelihara saja kantong semar. Tanaman pemangsa serangga ini agaknya menjadi cara alami yang ampuh membasmi semua serangga pengganggu, sekaligus mempercantik rumah dengan penampilannya yang unik. Nepenthes sangat unik karena berbeda dengan tanaman hias yang sering dijadikan koleksi. Bukan tanpa alasan jika tahul-tahul begitu sebutan di sebagian Sumatera - digemari. Penampilan tanaman pemakan serangga itu memang impresif. Dari ujung daun, keluar kantong yang punya bentuk dan corak beragam. Tanaman yang termasuk dalam golongan carnivorous plant (tumbuhan pemangsa) ini bersama amorphophallus, rafflesia, dan lainnya dikategorikan sebagai tanaman hias unik nan cantik.
 
Kantong semar tergolong ke dalam tumbuhan liana (merambat), berumah dua, serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Tumbuhan ini hidup di tanah, ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain sebagai epifit.

Keunikan dari tumbuhan ini adalah bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Sebenarnya kantong tersebut adalah ujung daun yang berubah bentuk dan fungsinya menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya.


 

Nepenthes memang belum sepopuler tanaman hias lainnya seperti anggrek, mawar, dan sebagainya. Walaupun, namanya sudah dikenal di mancanegara bahkan beberapa negara telah berhasil membudidayakan, seperti Thailand dan Belanda, dan telah mendapatkan devisa yang cukup besar dari nepenthes, dinegeri asalnya Indonesia tanaman pemangsa ini, keberadaannya tidak ada yang memperhatikan, sayang sekali ternyata kita belum begitu perhatian dengan potensi daerah kita.


Sumber : 

Pirdot Tumbuhan Liar Obat Diabetes

Daun Pirdot Ramuan Obat Diabetes

Kalau Anda kebetulan bepergian ke daerah Tapanuli (Siborongborong, Pagaran, Tarutung, dan sekitarnya) atay ke daerah Toba  seperti Parapat dan Balige, di pinggiran sepanjang jalan lintas Sumatera itu Anda bisa melihat pohon Pirdot.

Pirdot, sebuah nama yang mungkin tidak pernah Anda dengar atau  sudah terlupakan oleh kita. Pirdot itu adalah nama tanaman liar yang tumbuh di dekat aliran air atau di tempat lembab/teduh. Pirdot berbentuk pohon, tetapi memiliki dahan yang gampang patah. Daunnya berukuran lebar dan memiliki dua sisi warna yang berbeda. Sisi daun bagian atas berwarna hijau, sisi daun bagian bawah berwarna kecoklatan.

Pirdot memiliki buah kecil yang jika sudah matang dapat dimakan. Buah yang matang akan berisi lendir bening dan biji-biji kecil halus (seperti biji dalam buah naga). Anak-anak muda di tanah Batak menyebut buah Pirdot ini dengan buah ingus (mommon) karena lendir yang ada dalam buahnya. Di Desa Girsang, pirdot ini sering disebut dengan garuan.

Pirdot, rasanya manis dan ada biji-biji kecilnya.
Juga makanan favorit parmahan.

Tanpa diduga ternyata daun Pirdot ini memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat diobati menggunakan daun Pirdot ini dan sudah banyak yang membuktikannya adalah penyakit diabetes (penyakit gula). Banyak orang datang dari kota ke daerah Girsang dan Sipangan Bolon (desa di seputaran Parapat) untuk  mencari tanaman ini. Tanaman ini  sangat jarang ditemukan karena hanya tumbuh di daerah-daerah tertentu. Beruntung sekali tanaman Pirdot ini banyak ditemukan di daerah Girsang Sipangan Bolon.

Cara menjadikan daun Pirdot ini menjadi obat. Pertama, daunnya harus dikeringkan terlebih dahulu. Rebuslah 7 lembar daun Pirdot yang telah kering tersebut dalam wadah yang berisi 3 gelas air. Rebuslah daun tersebut sampai air yang tersisa tinggal satu gelas, lalu dinginkan dan diminum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore. Dengan rutin mengkonsumsi air rebusan daun pirdot yang sudah dikeringkan, kadar gula dalam tubuh anda akan normal kembali. Jika kadar gula sudah normal, ada baiknya anda memperhatikan pola makan anda dengan mengurangi makanan yang mengandung gula. Selain memperhatikan pola makan, tetaplah rajin berolahraga.

Artikel ini berdasarkan cerita dari seorang penderita Diabetes yang menggunakan daun Pirdot untuk menormalkan kadar gula darahnya. Selain diabetes, pirdot juga berkhasiat untuk mengobati penyakit dalam lainnya. Misalnya kanker dan tumor. Tapi pastikan Anda mengambil daun Pirdot yang asli, sebab ada tanaman yang mirip juga dengan ini. Tanaman yang mirip ini disebut dengan "Bulung ni Motung" (Daun Motung). Daun Motung ukurannya lebih lebar dan buahnya menyerupai buah Kecapi (Sotul). Jadi jangan sampai salah ambil.


Sumber :
  • http://marisi-last.blogspot.com
  • http://tunasbaru2013.blogspot.com
  • http://www.parapatnews.com

Baca juga artikel tentang